Beginipun Aku Sudah Bahagia

"Yang, aku haid.."

Sebuah kalimat yang tidak ingin aku utarakan sama sekali kepada suamiku setiap bulannya. Sudah satu setengah tahun, kami mengharapkan keajaiban yang sama setiap bulannya. Kami rindu, kami menantikan datangnya kembali malaikat kecil kami.



--------------------------------------------------------------------

Sudah beberapa hari ini hujan. Membuat suasana ini semakin syahdu dan romantis. Tadi malam, aku bercerita dengan suamiku. Mengobrol berdua menyambi aktivitas yang lain. Kami tidak terbiasa menatap mata saat berbicara, bagi kami mengobrol dari hati ke hati walau tak bertatapan, tapi malah semakin mengena di hati. Saking asyiknya mengobrol, aku lupa apa yang kami ceritakan malam tadi.
"Yang, aku kira bulan ini aku gak akan haid"
"Iya, aku juga sama. Aku yakin banget bulan ini kamu gak akan haid"
"Iya, gimana yaa. Yaudahlah pasrah aja".
"Iya sayang, sabar yaa. Alhamdulillah sekarang juga kitanya kan udah enjoy. Besok-besok kita puasa lagi yuk, puasa daud. Minum rimpangnya dibanyakin lagi. Harus disiplin"
"Siap, aku, harus rajin masak lagi nih. Biar makan sehat, biar bisa bangun shaur dan sholat tahajud"
"Aamiin, semangat yaa sayang".

Suamiku yang gak pernah berheti semangatin aku. Dia gak pernah sekalipun berprasangka negatif sama Allah. Apapun hasilnya dia selalu memberikan semangat positif buatku. Walau aku tahu, hatinya pun sama-sama sedang bersedih.

"Yaang, aku ingin Hamil. Aku ingin punya anak, aku ingin bikin kamu bahagia :') ".

"Beginipun aku sudah bahagia, aku siap menjalani takdirku, sebagai apapun peranku, aku siap menjalaninya. Aku tahu Allah kasih misi buatku, kasih peran buatku untuk menjalani ini semua. Aku siap menjalani peranku sebagai suami, sebagai seorang kakak pertama, dan sebagai seorang Ayah."

Apasih yang bisa bikin kita bahagia ? Bahagia itu ada di dalam pikiran kita.

"Sebenarnya beginipun kita sudah bahagia. Bahagia itu ada dipikiran kita yang.
Bahagia saat kita bisa mengendalikan apa yang kita lihat, dan mengendalikan apa yang seharusnya tidak dilihat".

Satu kali aku bersedih karna si merah datang lagi. Berkali-kali lipatnya ia akan bersedih juga.

Terkadang, lingkungan sendiri yang bisa membuat bahagia itu tertutup oleh kesdihan yang dibuat-buat. Saat orang-orang ramai membicarakan anak mereka di kantor, aku hanya bisa terdiam dan tersenyum. Kita gak bisa mengendalikan orang lain untuk berbicara sesuai kehendak kita, tapi kita bisa kendalikan hati kita.

Ya Allah, tak kuasa aku menahan tangiiis.

Tapi, alhamdulillah masih banyak juga orang-orang baik, yang menyemangati dan mendoakan.
Tenang ko, pasti dataang. Begitu katanya.

Ada pula orang-orang yang hanya menatap, "Sabar yaa" (sambil mengasihani kami yang belum dikaruniai anak)

Cari celah untuk bisa mengambil syukur disetiap kesulitan. Cari yang masih bisa di Alhamdulillah-kan.

Alhamdulillah... Nikmaat sekali rasanya. Alhamdulillah Allah ngasih kesempatan kami buat berduaan lagi sama Allah. Berdoa dengan syahdu dan romantis. Yaa Allah nikmaaat sekali rasanya. :')

Momen ini, bikin aku semakin deket lagi sama Allah dan semakin takjub akan kuasa Allah.

Ya Allah, bahagiakanlah suamiku. Aku ingin memberikan kado terindah untuknya Ya Allah.
Walau aku tahu ini semua hakMu untuk memberikannya, tapi aku gak pernah lelah untuk beroda dan meminta.

Maafkan aku, kalau aku maksa.
Maafkan aku, kalau aku banyak maunya.
Aku pasrah dan aku tetep yakin dengan segala takdir baikmu.

Aku yakin suratan takdir kami sudah tertulis jauh di lauhul mahfudz sana. Bahkan aku yakin ada ruh kecil yang sedang menunggu kami disana. Aku yakin cahayanya akan selalu bersinar, sejalan dengan harapan kami yang akan semakin kuat.

Kuatkan kami, kuatkan hati kami Yaa Rabb.



Komentar

Postingan Populer